Seperti
biasa, pagi-pagi seorang ibu tukang sayur lewat di kompleks perumahan kami.
Begitu saya mendengar ibu tersebut menjajakan sayur, saya langsung ke luar, dan
mendapatkan si ibu tersebut sudah berada di depan rumah dengan gerobak
sayurnya.
Selagi
saya asik dengan memilih-milih sayur, ada seorang ibu lagi sebut saja Ibu(1) mendekat ke gerobak, dan bermaksud berbelanja
sayur juga. Si ibu sayur tersebut langsung menyapa ibu tadi, dan terjadilah
percakapan sebagai berikut :
Ibu
sayur : “Mau belanja apa, Bu?”
Ibu(1) : “Ada daging ayam nggak ya? Saya
mo beli 1 ekor. Dipotongin sekalian ya”.
Ibu sayur : “Ada!”. “Ngomong-ngomong, kemarin si
orang kaya itu jahat bener ya! Masa lempar tas kresek ke muka saya. Katanya, ‘kalo jualan
sayur jangan berhenti di depan rumah saya, jangan nyampah di sini’!”.
Ibu(1) : “Iya, sampai saya nggak jadi belanja lho!”.
Saya : “Wah, kok tega dan nggak sopan banget ya, sampai
nglempar tas kresek gitu”.
Ibu sayur : “Iya, Bu! Dasar orang kaya.
Mentang-mentang tukang sayurnya orang miskin, seenaknya aja dia. Ibu(1) itu
saksinya. Kalau nggak ada saksi saya nggak akan berani cerita. Keponakan saya
yang nglihat kejadian itu langsung bengong. Orang saya jualan sayur cuma jualan
aja, nggak pernah nyampah. Sampah saya buang sendiri kok!” (emosi)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar