Kamis, 11 September 2014

Pengalaman Naik KA Matarmaja

Mendengar nama KA Matarmaja, teringat kembali pengalaman saya sekitar tiga tahun lalu saat perjalanan dari Blitar ke Semarang. Bukan pengalaman yang mengenakkan sebenarnya.

Saat itu, dengan pertimbangan tiket yang begitu murah dan waktu perjalanan yang tidak terlampau "lama", yakni sekitar enam jam perjalanan, kami memutuskan untuk naik KA Matarmaja.

Pada saat pertama kali naik dari Stasiun Sumber Pucung, Blitar, masih terasa wajar-wajar saja karena belum banyak penumpang di kereta. Nah, begitu tiba di stasiun-stasiun berikutnya, penumpang mulai berjubel naik. Banyak di antara mereka duduk di tempat yang tidak sesuai dengan tempat duduk yang tertera di karcis. Banyak juga yang tidak kebagian tempat duduk, alhasil, mereka terpaksa berdiri. Motto-nya "yang penting terangkut" :).

Karena jarak tempat duduk (yang berhadapan) tidak begitu lebar, untuk kaki tidak terlalu nyaman karena terpaksa tertekuk dan tidak bisa diselonjorkan. Apalagi yang duduk di depan kita adalah orang lain. Waktu itu ada dua bapak yang duduk berhadapan dengan kursi kami. Begitu kereta berjalan beberapa jam, bapak-bapak di hadapan kami tampaknya tidak tahan dengan posisi kaki tertekuk. Mereka menselonjorkan kaki saja dengan enaknya di kursi kami (di antara saya dan suami). Kami enggan menegur karena takut terjadi keributan di tengah-tengah sesaknya penumpang.

"Kekacauan" biasanya terjadi saat kereta berhenti di stasiun-stasiun. Banyak penumpang yang berhamburan masuk, sekaligus banyak juga pedagang yang membawa dagangannya ke dalam kereta. Lengkap sudah! Panas dan sesak.

Pada saat kami harus turun di stasiun Poncol Semarang, tidak terbayang betapa susahnya untuk keluar kereta. Kami harus berhati-hati melewati para penumpang yang sedang tidur di gang antar kursi, sampai-sampai kami tidak bisa melihat lantai kereta karena saking banyaknya orang bergelimpangan tidur.

Suatu ketika, suami saya yang nge-fans berat dengan kereta ini memberi tahu saya kalau KA Matarmaja sudah tidak seperti dulu lagi, "sudah jauh lebih baik" katanya.

Saya-pun meng-iya-kan ketika diajak untuk naik kereta itu kembali, untuk perjalanan dari Blitar ke Jakarta. Harga per karcis Rp. 65.000,00. Untuk kami berdua + pajak jumlahnya menjadi Rp. 137.500,00.

Begitulah ... akhirnya kami berangkat dari stasiun kecil Sumber Pucung di Blitar. Menurut saya, stasiun tersebut dari segi kebersihan sudah bagus. Hanya saja karena saking kecilnya, area merokok tidak terpisah. Banyak orang "ngebul" di ruang tunggu kereta. Padahal banyak di antara para calon penumpang membawa anak kecil.

Kereta muncul tepat sesuai jadwal, yaitu jam 17.49 WIB. Kami langsung mencari tempat duduk sesuai yang tertera di tiket. Menurut jadwal, kereta akan sampai di stasiun PS. Senen pk. 09.20 WIB, sehingga perkiraan waktu perjalanan adalah sekitar 16-17 jam.

Untuk ruang gerbongnya sendiri tidak jauh berbeda dengan KA Tawang Jaya yang kami gunakan beberapa waktu yang lalu (lihat http://bit.ly/1whuqQ7). Hanya saja perbedaannya Jok-nya sedikit lebih empuk, karena mungkin jalur KA Matarmaja lebih jauh.

Mengenai pelayanannya sendiri, KA Matarmaja juga menyediakan makanan dan minuman (dengan variasi yang terbatas), juga bantal yang ditawarkan sebagai penopang kepala untuk posisi tidur yang lebih nyaman. Di stasiun-stasiun tertentu, KA Matarmaja mengizinkan pedagang-pedagang makanan dan minuman memasuki gerbong dan menawarkan barang dagangan mereka.

Akhirnya, kereta sampai tujuan akhir stasiun PS. Senen pk. 10.00 WIB, molor sekitar 45 menit dari jadwal semula. Secara keseluruhan perjalanannya cukup lancar, dan pelayanannya juga baik. Sangat jauh berbeda dari pengalaman pertama saya dahulu. 


Sedikit tips, untuk perjalanan yang agak jauh seperti kami (Blitar-Jakarta), sebaiknya Anda sering-sering berdiri untuk mengurangi pegal-pegal akibat kaki yang tertekuk karena kelamaan duduk. Kalau tidak, bisa-bisa begitu turun ke stasiun tujuan, kaki Anda jadi bengkak seperti saya hehehe.

Sabtu, 06 September 2014

Pengalaman Naik KA Tawang Jaya

KA Tawang Jaya yang Sudah Ber-AC
Setelah beberapa kali mendapatkan informasi mengenai KA Ekonomi yang sekarang makin OK, saya dan suami  memutuskan untuk menjajal salah satu mode transport umum ini.

Kami memesan tiket kereta KA Tawang Jaya, jurusan Pasar Senen (Jakarta) - Poncol (Semarang) secara online dari internet, berangkat dari Pasar Senen 

pk. 06.10 pagi dengan harga tiket per orang Rp. 45.000,00, jadi untuk dua orang sejumlah Rp. 90.000,00 + pajak dll, total jendral harga tiket Rp. 97.500,00 (kami beli tiket awal Agustus 2014).

Begitu tiba di stasiun PS. Senen, kami harus menukar bukti pembayaran dengan tiket yang sebenarnya. Beruntung sekali bahwa di stasiun tersebut telah disediakan fasilitas proses cetak tiket mandiri. Jadi, siapa saja yang enggan antri untuk tukar tiket di loket, bisa menggunakan fasilitas ini.


Di ruang cetak mandiri tersebut, disediakan sejumlah komputer. Cara mencetak tiket cukup mudah, tinggal menuliskan kode pembayaran yang sudah dilakukan, maka komputer secara otomatis mencari data untuk kode pembayaran tersebut. Setelah itu, maka muncul data-data kita, nama dan jenis kereta yang kita pesan, termasuk informasi keberangkatan dan kedatangan. Kalau sudah yakin datanya benar, tinggal tekan tombol cetak. Super gampang banget.. Dua jempol buat KAI yang sudah memberi kita fasilitas ini!! Hanya saja .. kadang komputernya "sakit kepala" alias "hang". Mungkin pihak KAI bisa memperhatikan hal ini, karena fasilitas ini sangat-sangat bermanfaat buat calon penumpang.

Kesan pertama begitu di dalam kereta, terlihat memang sudah ada AC-nya, ada juga stop kontak untuk nge-charge HP. Untuk kursi, mungkin karena kursi kami berdekatan dengan toilet, agak-agak tercium bau pipis hehhehe... Untuk jok-nya sendiri, nyaman .. cuman agak sedikit keras, masih wajarlah...



Tatakan Tempat Minum plus Stop Kontak


Pihak KA juga menyediakan makanan dan minuman, walau dengan variasi yang terbatas. Untuk makanan biasanya mereka menyediakan nasi goreng yang sudah dalam kemasan dan mie instan. Untuk minuman, yang ditawarkan adalah kopi dan teh. Tapi itupun sudah cukup lumayan.
Perjalanan dari Jakarta ke Semarang terbilang lancar dan tepat waktu (kurang lebih enam jam). Untuk ukuran jarak Jakarta-Semarang, dengan karcis seharga Rp. 45.000,00, menurut saya KA Tawang Jaya sudah OK.

Bravo PT. KAI, semoga pelayanannya selalu ditingkatkan!